Volume ekspor ini meningkat 1,3 persen dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mencapai 115.800 unit. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kenter mengungkapkan, kontribusi pencapaian di semester I 2018 tersebut disumbang oleh model Sporty Utilty Vehicle (SUV) Fourtuner dengan volume 30.900 unit.
Kemudian diikuti oleh Avanza sebanyak 21.900 unit, Agya 17.000 unit, Vios 15.800 unit, Rush 12.700 unit, Kijang Innova 4.200 unit, dan produk Complete Build Unit (CBU) lainnya seperti Sienta, Yaris, Towance/Townlite sebesar 14,600 unit.
“Performa ekspor Toyota sempat tertekan di semester pertama karena situasi regulasi di negara tujuan ekspor. Namun berkat dukungan pemerintah Indonesia dan pihak-pihak terkait, kegiatan ekspor kami saat ini berangsur membaik, diharapkan kembali normal dalam waktu dekat,” ujar dia saat ditemui di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Edward optimistis pertumbuhan ekspor dapat mencapai 10 persen seperti yang ditargetkan. Edward menjelaskan, pertumbuhan ekspor terbesar dicatatkan oleh Rush yang diproduksi oleh Toyota Group di Indonesia, yakni Astra -Daihatsu Motor.
Tercatat sejak April 2018, Rush memperluas ekspor bertahap ke Asia terutama Filipina, Timur Tengah serta negara berkembang lainnya. “Sebelum ekspor ini, Rush hanya diekspor ke Malaysia,” ujar dia.
Edward menambahkan, menembus pasar global mewajibkan Toyota agar selalu menjaga daya saing produk serta memenuhi ketentuan yang berlaku di negara destinasi ekspor seperti ketentuan mengenai emisi.